Bentrok Dua Suku di Nabire Papua Tengah, Tujuh Rumah Dibakar
Merdeka.com - Dampak konflik sengketa tanah antara suku Mee dan duku Dani di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah menyebabkan tujuh rumah warga dibakar, Rabu (7/6) Malam. Selain itu, konflik juga menyebabkan dua korban meninggal dunia.
"Ya, ada tujuh rumah yang dibakar di sana," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, Kamis (8/6).
Ignatius Benny merinci, tujuh rumah yang dibakar tersebut berada di dua lokasi berbeda.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
"Lokasinya di kilometer 80 ada enam rumah. Dan di kilometer 64 ada satu rumah," lanjutnya
Polres Nabire dan Polres Dogiyai masih melakukan investigasi dan pendalaman atas kejadian tersebut.
Bentrok dua suku tersebut dipicu pencabutan plang tapal batas lokasi tanah adat di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa.
"Kejadian berawal dari plang tapal batas tanah adat yang diklaim secara sepihak oleh suku Dani, yang menyerobot tanah milik Suku Mee dan masyarakat di Distrik Topo," beber Ignatius Benny.
Sementara itu, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya mengatakan, kasus tersebut saat ini tengah ditangani pihaknya. Polisi juga melakukan patroli untuk mencegah terjadinya aksi serupa.
"Kami Polres Nabire melakukan upaya antara Suku Mee dengan Suku Dani di Polres Nabire, untuk mencari solusi penyelesaian masalah tapal batas ini," ucap Kapolres Nabire.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui pasti penyebab pecahnya kericuhan itu. Namun kuat dugaan, konflik itu dipicu perebutan batas lahan.
Baca SelengkapnyaSaat kebakaran terjadi, pemilik rumah bersama orang tua kedua korban berangkat ke desa lain untuk mengikuti acara adat Tarik Batu.
Baca SelengkapnyaPesonel Polri rutin melakukan patroli di sepanjang desa.
Baca SelengkapnyaSelain dua Kepala Desa, 14 warga lainnya juga ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam penyerangan warga Desa Ilepati ke Desa Bugalima itu.
Baca Selengkapnyajenazah disemayamkan di rumah duka keluarga masing-masing di SP 1 dan SP 2 Mimika.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga, rumah tersebut terbakar akibat korsleting listrik. Hal itu dikuatkan keterangan dari beberapa saksi.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan ODGJ sejak tahun 2019 dan selama ini tinggal di rumah kakak kandungnya.
Baca SelengkapnyaKebakaran sudah berhasil dipadamkan dan sedang dalam tahap pendinginan
Baca SelengkapnyaApi dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menyebabkan satu orang tewas. Penyebab pasti bentrokan tersebut masih terus diselidiki,
Baca SelengkapnyaPembakaran terjadi setelah KKB kontak senjata dengan petugas patroli gabungan Ops Damai Cartenz.
Baca SelengkapnyaDua Kelompok Bentrok akibat Lakalantas di Wouma, 2 Tewas dan 5 Luka-Luka
Baca Selengkapnya